• Rab. Mar 22nd, 2023

MACCAKI.COM

Olah Raga, Olah Hati, Olah Pikir

Sang Bintang: Maradona ” Gol Tangan Tuhan”

Bysyathir

Agu 31, 2020

 

Maradona lahir dalam kemiskinan pada tanggal 30 Oktober 1960 di Lanús tetapi menghabiskan masa kecilnya di Villa Fiorito. Dia adalah anak ke 4 dari 6 bersaudara.Diego Armando Maradona  yang lebih dikenal dengan sebutan Maradona adalah mantan pemain sepak bola legendaris Argentina.

 Maradona menjadi pelatih timnas Argentina mulai November 2008 sampai Juli 2010. Untuk Argentina Maradona tampil sebanyak 91 kali dan mencetak 34 gol. Maradona termasuk dalam deretan pemain sepak bola terbaik abad ini bersama dengan Pele, Johan Cruyff dan Christian Vieri.

Pada usia 11 tahun, Maradona mencuri perhatian seorang pencari bakat saat sedang bermain sepakbola bersama teman-temannya. Dia lantas terpilih main untuk klub Los Cebollitas yang merupakan tim juniornya Argentinos Juniors. Di beberapa kesempatan, Maradona yang lahir di Buenos Aires, 30 Oktober 1960 ini mendapat tugas sebagai anak gawang di pertandingan-pertandingan Argentinos Juniors. Saat istirahat, Maradona menghibur para penonton dengan kemampuan dribble-nya yang luar biasa. Sejak itulah dia mulai terbiasa menjadi pusat perhatian.
Karir profesionalnya dimulai pada tahun 1976 saat ia bergabung dengan Argentinos Juniors hanya sepuluh hari menjelang ulang tahunnya yang ke 16. Lima musim ia membela tim papan atas Argentina ini sebelum pindah ke Boca Juniors di pertengahan 1981. Setahun berikutnya Maradona merasakan gelar pertamanya saat memenangi Liga Argentina.

Petualangannya di Eropa dimulai pada tahun 1982. Usai memperkuat Argentina di Piala Dunia, Maradona ditransfer Barcelona dengan nilai £ 5 juta. Sebuah rekor dunia di masa itu. Karir Maradona di tim nasional terbilang cemerlang. Pada 1982 dia beraksi di Piala Dunia untuk pertama kalinya. Empat tahun kemudian sebagai kapten Argentina, dia menjadi juara dunia. Kiprahnya di Piala Dunia 1986 itu diwarnai dengan aksi kontroversialnya saat mencetak gol dengan tangan ke gawang Inggris yang dijaga Peter Shilton. “Gol tangan Tuhan” menjadi noda terbesar dalam sejarah sepakbola. Ironisnya gol ini justru terpilih menjadi ‘gol abad ini’ dalam polling yang dilakukan FIFA di tahun 1992.
Gelar pertamanya di Eropa diraih di tahun 1983 saat Barcelona juara Copa del Rey dengan mengalahkan Real Madrid di partai final. Di Camp Nou, Maradona merasa tidak betah karena beberapa kali bersitegang dengan para pejabat Barca. Lalu dia dijual ke Napoli di tahun 1984. Lagi-lagi rekor transfer pecah dengan nilai £ 6,9 juta. Bersama Napoli gelar demi gelar berhasil dikumpulkan. Juara liga (1987 & 1990), juara copa (1987), juara UEFA Cup (1989) dan juara Italia Super Cup (1990) menambah panjang deretan prestasi Maradona.
Pada 1991, otoritas sepakbola Italia menjatuhkan hukuman larangan 15 bulan bertanding bagi Maradona karena terbukti menggunakan kokain. Pamornya berada di ujung tanduk. Maradona sempat singgah semusim di Sevilla musim 1992-1993, sebelum pulang kandang bersama Newell’s Old Boys pada 1993, dan Boca Juniors pada rentang 1995-1997.
Maradona sempat dipanggil kembali ke skuad Argentina untuk Piala Dunia 1994. Saat mencetak gol ke gawang Yunani pada pertandingan pertama grup, sepintas kejayaan masa lalu akan terulang kembali. Beberapa hari setelahnya, sang kapten gagal lolos tes doping karena mengkonsumsi ephedrine.
Pensiun pada hari ulang tahunnya yang ke-37, Maradona tidak lantas menghilang dari pemberitaan. Sayangnya, berita yang muncul tidak bernada positif, seperti kasus penembakan terhadap wartawan, obesitas, atau masalah kecanduan yang membuatnya direhabilitasi hingga ke Kuba. Pulih usai menjalani operasi, Maradona mencoba karir baru di dunia pertelevisian dengan membawakan program bincang-bincang “La Noche del 10”.
Riset dan analisis oleh Vizcardine Audinovic

Karir

Pada usia 10 tahun bakat sepak bolanya ditemukan oleh pemandu bakat klub Agentinos Juniors. 2 tahun kemudian dia menjadi maskot klub tersebut bernama Los Cebollitas (Bawang Kecil), yang mana dia bertugas untuk menghibur penonton dengan keterampilan sepak bolanya saat jeda pertandingan pada kompetisi divisi utama Argentina, Argentinos Juniors. Bakatnya tercium sampai ke Inggris saat klub Sheffield United mencoba mentransfernya seharga 180.000 poundsterling. Proposal itu kemudian ditolak oleh Argentinos Juniors. Setahun kemudian, ia melakukan debut internasional bersama timnas Argentina. Pada tahun 1981, ia dibeli klub Boca Juniors seharga 1 juta poundsterling di mana ia menjadi juara liga untuk pertama kalinya.

  • Argentinos Junior ( 1976-1980 ) 166 laga ( 116 gol )
  • Boca Junior ( 1981 )
  • Bercelona ( 1982 – 1983 ) 58 laga ( 38 gol )

Setelah Piala Dunia FIFA 1982, Maradona kemudian ditransfer ke FC Barcelona dengan harga 5 juta pounsterling, yang merupakan rekor dunia pada saat itu. Disana bersama pelatih César Luis Menotti, Maradona memenangkan Copa del Rey, mengalahkan musuh bebuyutan FC Barcelona, Real Madrid, dan Piala Super Spanyol, mengalahkan Athletic de Bilbao. Kariernya di FC Barcelona mengalami beberapa kendala, pertama adalah ketika Maradona divonis mengidap penyakit hepatitis, kemudian cedera engkel yang parah akibat tekel keras oleh pemain Athletic de Bilbao, Andoni Goikoetxea di mana hampir mengakhiri kariernya dalam dunia sepak bola. Selain itu dia juga kerap bersitegang dengan Presidan klub Josep Lluís Núñez.

 

  • Napoli ( 1984 -1991 ) 259 laga ( 115 gol )

Maradona lalu ditransfer ke SSC Napoli pada tahun 1984 dan mencapai puncak kariernya dalam sepak bola di mana ia membawa tim tersebut menjadi juara Serie A untuk pertama kalinya dalam sejarah Napoli (1986/87 dan kemudian 1989/1990). Dan menjadi runner up Serie A pada tahun 1987/88 dan 1988/89. Selain itu, ia juga membantu Napoli menjuarai Piala Italia pada tahun 1987. Setahun kemudian (musim 88/89), Napoli mengalahkan Vfb Stuttgart untuk menjadi juara Piala UEFA. Maradona juga menjadi pencetak gol terbanyak dalam Liga Italia Serie A dengan 15 gol. Maradona juga meraih penghargaan Guerin d’Oro sebagai pemain dengan rating terbaik menurut majalah Italia Guerin Sportivo. Maradona juga tampil dalam acara testimoni untuk Osvaldo Ardilles dalam pertandingan antara Tottenham Hotspurs melawan Inter Milan di mana skor akhirnya 2-1 untuk kemenangan Spurs. Dalam pertandingan itu Glenn Hoddle merelakan kaos nomor 10 miliknya untuk dipakai oleh Maradona. Namun dibalik kehebatannya tersebut, justru di Italia Maradona semakin terpuruk dalam dunia hitam. Kebiasaannya mengonsumsi kokain semakin memburuk dan berkali-kali di denda oleh kubnya karena tidak tampil dalam latihan maupun pertandingan dengan alasan stress.

 

  • Sevilla ( 1992 – 1993 ) 29 laga ( 7 gol )
  • Newell’s Old Boy ( 1993 )
  • Boca Junior ( 1995 – 1997 ) 71 laga ( 35 gol ) di gabung dengan th 1981

Kariernya kemudian menurun setelah itu. Ia terbukti menggunakan doping pada tahun 1991[butuh rujukan] dan dilarang bermain sepak bola selama 15 bulan. Setelah bebas, ia melakukan comeback bersama Sevilla namun dipecat setahun kemudian. Ia lalu kembali ke Argentina dan bermain bersama Newell’s Old Boys selama 5 pertandingan sebelum lagi-lagi dilarang bermain selama 15 bulan karena kembali diketahui doping saat Piala Dunia 1994 berlangsung.

Setelah sempat menjadi pelatih bagi Deportivo Mandiyú (1994) dan Racing Club (1995) dan mencoba melanjutkan karier bermain bersama Boca Juniors antara tahun 1995 dan 1997, ia akhirnya pensiun pada 30 Oktober 1997.

Karir Timnas :

  • Argentina Junior ( 1977 – 1979 ) 23 laga ( 11 gol )
  • Argentina ( 1977 – 1994 ) 91 laga ( 34 gol )
  • Pelatih Timnas Argentina

 

Penghargaan

  • 2001 Pemain Terbaik Abad Ini dari FIFA
  • 1986 Pencetak Gol Abad Ini dalam voting yang dilakukan Fédération Internationale de Football Association

 

Karier Internasional

Maradona memulai debutnya bersama Argentina pada usia 16 tahun melawan Hongaria pada 27 Februari 1977. Pada usia 18 tahun Maradona berpartisipasi dalam Piala Dunia Junior yang diselenggarakan di Jepang, di mana Argentina sempat berhadapan dengan Indonesia dengan hasil 5-0. Maradona mencetak 2 gol bersama Ramón Díaz yang mencetak hattrick.

Piala Dunia 1982

Maradona melakukan debutnya dalam pentas Piala Dunia pada Piala Dunia FIFA 1982. Pada babak penyisihan Argentina yang adalah juara bertahan secara mengejutkan kalah 0-1 oleh Belgia,walaupun begitu Argentina berhasil melaju ke babak kedua turnamen setelah mengalahkan Hongaria 4-1 dan El Salvador 2-0. Di babak berikutnya mereka kembali mengalami kekalahan oleh Italia 1-2 dan Brazil 1-3. Maradona tampil dalam semua pertandingan di Piala Dunia dan mencetak 2 gol. Semuanya dibuat dalam pertandingan melawan Hongaria.

Piala Dunia 1986

Maradona, turns like a little eel, he comes away from trouble, little squat man… comes inside Butcher and leaves him for dead, outside Fenwick and leaves him for dead, and puts the ball away… and that is why Maradona is the greatest player in the world.

—Bryon Butler (BBC Radio)

Pertunjukkan kehebatan Maradona {yang ditunjuk menjadi kapten tim} adalah pada saat berlangsungnya Piala Dunia FIFA 1986 di Meksiko, di mana hampir sendirian ia mengantarkan Argentina keluar sebagai Juara Dunia untuk kedua kalinya, setelah yang pertama pada tahun 1978 di Argentina. Pada Piala Dunia FIFA di Meksiko tersebut, Maradona membuat gol terbaik sepanjang masa versi FIFA yaitu ketika Argentina bertemu Inggris di babak perempat final. Pada saat itu Maradona melakukan sprint sambil membawa bola dari tengah lapangan, kemudian melewati 5 orang pemain Inggris (Glenn Hoddle, Peter Beardsley, Steve Hodge, Peter Reid, Terry Butcher) dan menaklukkan kiper kenamaan Inggris, Peter Shilton. Semua itu dilakukan Maradona hanya dalam rentang waktu kurang lebih 10 detik. Sayangnya, pada partai tersebut pula, Maradona membuat gol yang sangat buruk. Gol tersebut tercipta melalui bantuan tangan, yang dikatakan Maradona sebagai hasil bantuan “tangan Tuhan”. Ia akhirnya mengakui bahwa hal tersebut dilakukan dengan sengaja pada 22 Agustus 2005. Total Maradona mencetak 5 gol dan 5 assist dan tidak pernah diganti selama pertandingan Argentina dalam Piala Dunia FIFA 1986. Sebagai bentuk penghormatan, maka didirikanlah patung Maradona ketika sedang mencetak gol di depan pintu masuk stadion Stadion Azteca.

Piala Dunia 1990

Pada Piala Dunia berikutnya tahun 1990 di Italia, Maradona kembali mengkapteni Argentina. Namun penampilan Maradona kurang maksimal dikarenakan cedera lutut sebelum turnamen dimulai. Argentina memulai perjalanannya dalam turnamen ini dengan kurang meyakinkan, hampir tersisih dalam babak awal dan hanya menempati peringkat 3 dalam grup B. Argentina kemudian bertemu musuh bebuyutannya Brasil. Ketika diramalkan akan menderita kekalahan, Maradona tampil sebagai pahlawan dengan mengirimkan umpan untuk diselesaikan oleh Claudio Caniggia. Argentina pun menang 1-0 atas Brasil. Babak selanjutnya Argentina bertemu dengan Yugoslavia di mana pertandingan diselesaikan lewat adu penalti. Maradona adalah salah satu penendang penalti yang gagal. Semifinal melawan Italia juga diselesaikan lewat adu penalti setelah skor 1-1 selama 2×45 menit. Kali ini Maradona berhasil menyarangkan penalti setelah dengan berani menendang bola pada arah yang sama ketika ia gagal ketika melawan Yugoslavia. Pada pertandingan final sudah menunggu Jerman Barat yang kemudian berhasil mengalahkan Argentina 1-0 lewat penalti yang dicetak oleh Andreas Brehme pada menit ke-85, setelah terjadi pelanggaran kepada penyerang Jerman Barat, Rudi Völler.

Piala Dunia 1994

Maradona tampil lagi sebagai kapten untuk Argentina namun hanya tampil sebanyak 2 kali dan mencetak 1 gol ketika melawan Yunani. Ia kemudian tertangkap menggunakan doping, dan dilarang berpartisipasi dalam turnamen. Maradona kemudian menyangkal dirinya sengaja memakai doping dan menuduh adanya konspirasi melawan dirinya oleh Amerika Serikat.

Pascakarier

Tahun 2000 Maradona meluncurkan otobiografi nya berjudul Yo Soy El Diego (Sayalah Diego) yang mana langsung menjadi best seller di Argentina. Maradona mempersembahkan sebagian royalti penjualan buku ini kepada “rakyat Kuba dan Fidel”

Tahun 2001 organisasi Asosiasi Sepak Bola Argentina (AFA) mengusulkan kepada FIFA untuk mempensiunkan nomor punggung 10 sebagai bentuk penghormatan keada Maradona. FIFA tidak mengizinkan hal tersebut.

Argentinos Juniors menamai stadion mereka Stadion Maradona pada tahun 2003.

Pada tahun 2004, Maradona hampir meninggal dunia akibat serangan jantung karena overdosis kokain. Setelah keluar dari rumah sakit, ia melakukan operasi perut pada Maret 2005 untuk mengurangi beratnya. Pada Agustus 2005, ia memulai karier baru sebagai pemandu acara talk show La Noche del 10 (Acara malam si nomor 10).

Pada 2008, Maradona secara mengejutkan terpilih menjadi pelatih kepala Argentina. Pada debutnya sebagai pelatih baru tim Tango, Maradona berhasil membawa timnya menumbangkan Skotlandia 1 – 0 di Glasgow. Skotlandia. Maradona juga menunjuk Javier Mascherano, gelandang Barcelona sebagai kapten baru timnas. Dalam Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan, Maradona mengantarkan Argentina melaju sampai babak perempat final di mana Argentina dikalahkan oleh Jerman dengan skor telak 4-0. Maradona kemudian dipecat pada bulan Juli 2010.

 

Gaya Bermain

Maradona memiliki fisik yang kekar dan kuat dalam menghadapi permainan fisik yang keras. Tubuhnya yang pendek dengan pusat gravitasi yang rendah memungkinkan dirinya melakukan sprint cepat sambil men-driblle bola. Maradona adalah pengatur serangan dan seorang yang bermain untuk timnya, selain itu dia juga mempunyai skill yang tinggi dalam menguasai bola. Keahliannya yang tinggi dalam menguasai bola, membuatnya mudah melewati para penjaganya. Hal ini dapat dilihat dalam golnya ketika melawan Inggris dalam Piala Dunia 1986 di Meksiko. Beberapa gerakan trademark Maradona di antaranya adalah melakukan sprint di daerah sayap dan kemudian mengirimkan umpan tarik kepada rekan setimnya. Lainnya adalah tendangan Rabona yang menyilangkan kaki berlawanan di belakang kaki yang menguasai bola untuk menendang bola. Ia juga dikenal sebagai pengambil tendangan bebas yang akurat dan mematikan. Maradona sebagian besar menggunakan kaki kirinya dalam permainannya, bahkan jika bola berada di sebelah kanannya. Golnya ketika melawan Belgia dalam Piala Dunia 1986 memperlihatkan hal itu. Golnya melawan Inggris dalam piala dunia yang sama juga menunjukkan hal tersebut, Maradona menggunakan kaki kirinya ketika melewati pamain-pemain Inggris.

Penghargaan

Klub

  Boca Juniors

Primera División: 1981

  Barcelona

Copa del Rey: 1983

Copa de la Liga: 1983

Supercopa de España: 1983

  Napoli

Serie A: 1987, 1990

Coppa Italia: 1987

UEFA Cup: 1989

Supercoppa Italiana: 1990

Negara

Argentina

Piala Dunia U-20 FIFA: 1979

Piala Dunia FIFA:

Juara: 1986

Peringkat 2: 1990

Artemio Franchi Trophy: 1993

75th anniversary FIFA Cup: 1979

Pribadi

Golden Ball for Best Player of the FIFA U-20 World Cup: 1979

Argentine league Top Scorer: 1979, 1980, 1981

Argentine Football Writers’ Footballer of the Year: 1979, 1980, 1981, 1986

South American Footballer of the Year (El Mundo, Caracas):1979, 1986, 1989, 1990, 1992

Italian Guerin d’Oro: 1985

Argentine Sports Writers’ Sportsman of the Year: 1986

Golden Ball for Best Player of the FIFA World Cup: 1986

Best Footballer in the World Onze d’Or: 1986, 1987

World Player of the Year (World Soccer Magazine): 1986

Capocannoniere (Serie A top scorer): 1987–88

Golden Ball for services to football (France Football): 1996

Argentine Sports Writers’ Sportsman of the Century: 1999

“FIFA Goal of the Century” (1986 (2–1) v. England; second goal): 2002

Argentine Senate “Domingo Faustino Sarmiento” recognition for lifetime achievement:

FIFA Player of the Century

 

Sumber :

https://id.wikipedia.org/wiki/Diego_Maradona

https://m.merdeka.com/diego-maradona/profil/

https://www.youtube.com/watch?v=giq2LRpYMLM

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *