Sebelum kita membahas tema di atas maka terlebih dahulu kita lihat peristiwa yang terjadi yang melibatkan para remaja.
1. aksi tawuran yang melibatkan remaja https://news.detik.com/berita/d-5156121/miris-kelompok-remaja-di-jakarta-barat-aksi-tawuran
2. Minuman keras https://www.kompas.id/baca/nusantara/2020/01/23/miras-oplosan-renggut-nyawa-dua-pemuda-di-tasikmalaya__trashed/
3. Bolos sekolah https://www.kompas.id/baca/nusantara/2019/09/12/bolos-massal-71-pelajar-smk-dari-bogor-digiring-ke-polres-banyumas/
5. Perusakan https://daerah.sindonews.com/read/202014/707/hadang-pemotor-dan-rusak-sepeda-motor-3-remaja-dibekuk-polisi-1603174204
6. Narkoba https://bnn.go.id/penggunaan-narkotika-kalangan-remaja-meningkat/
7. Prostitusi https://www.merdeka.com/peristiwa/remaja-terlibat-prostitusi-online-di-sulsel-meningkat-selama-pandemi-covid-19.html
Dari contoh kasus di atas hampir semua kejahatan melibatkan para remaja. Bagaimana para remaja masa kini di jaman yang serba canggih agar terhindar dari pergaulan yang negative, kejahatan dan tindakan kriminal lainnya. Ada baiknya kita ikuti tulisan ini
A. Remaja
Remaja dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai mulai dewasa. Remaja berasal dari kata latin adolensence yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Istilah adolensence mempunyai arti yang lebih luas lagi yang mencakup kematangan mental, emosional, sosial dan fsik (Hurlock, 1992). Pasa masa ini, seorang individu biasanya tidak mempunyai tempat yang jelas karena tidak termasuk golongan anak tetapi tidak juga golongan dewasa atau tua. Seperti yang dikemukakan Sri Rumini & Siti Sundari (2004: 53) masa remaja adalah peralihan dari masa anak ke masa dewasa yang mengalami perkembangan semua aspek/ fungsi untuk memasuki masa dewasa. Masa remaja berlangsung antara umur 12 tahun sampai dengan 21 tahun bagi wanita dan 13 tahun sampai dengan 22 tahun bagi pria. Sedangkan pengertian remaja menurut Zakiah Darajat (1990: 23) adalah: masa peralihan di antara masa kanak-kanak dan dewasa. Dalam masa ini anak mengalami masa pertumbuhan dan masa perkembangan fsiknya maupun perkembangan psikisnya. Mereka bukanlah anak-anak baik bentuk badan ataupun cara berpikir atau bertindak, tetapi bukan pula orang dewasa yang telah matang.
Sedangkan menurut Y. Singgih D. Gunarso (1998 : 8) bahwa masa remaja adalah permulaannya ditandai oleh perubahan-perubahan fisik yang mendahului kematangan seksual. Kurang lebih bersamaan dengan perubahan fisik ini, juga akan dimulai proses perkembangan psikis remaja pada waktu mereka melepaskan diri dari ikatan orang tuanya, kemudian terlihat perubahan-perubahan kepribadian yang terwujud dalam cara hidup untuk menyesuaikan diri dalam masyarakat.
Menyinggung batasan remaja, Sofyan Willis (1986 : 23) mengemukakan bahwa usia remaja berkisar antara usia 13 sampai 21 tahun, dengan pembagian pubertas antara 13 sampai 15 tahun dan fase pubertas antara 16 sampai 19 tahun. Menurut Moh. Surya (1990 : 90) bahwa masa adolesen berawal dari 13 sampai 15 tahun untuk perempuan, 15 sampai 17 tahun untuk laki-laki sedangkan masa adolesen yang sebenarnya antara 15 sampai usia 18 tahun untuk perempuan, 17 sampai 19 tahun untuk laki-laki.
Dari uraian di atas dapatlah disimpulkan bahwa remaja adalah masa yang ditandai dengan perubahan-perubahan cepat pada jasmani yang berbarengan dengan matangnya organ seks, yang selanjutnya diikuti oleh perkembangan psikis yang meliputi perubahan emosi dengan melepaskan diri dari ikatan orangtua ketika anak harus dapat berdiri sendiri. Perkembangan kecerdasan dan kepribadian terwujud dalam cara hidup untuk menyesuaikan diri dalam masyarakat. Usia mereka berkisar antara 13 sampai 21 tahun, dengan pembagian masa remaja tingkat awal yaitu antara 13 sampai 15 tahun, sedangkan usia remaja sebenarnya adalah antara 16 sampai 19 tahun dan remaja akhir 20 sampai 21 tahun. Sehingga usia remaja laki-laki berbeda dengan usia remaja perempuan.
Dalam penjelasan lain remaja juga disebut masa peralihan dari masa anak-anak menuju manusia dewasa. Masa peralihan ini penuh gejolak dan ruang ketidak pastian dan ketidak jelasan. Maksudnya remaja bisa dikatakan masa yang serba tanggung, di bilang manusia dewasa masih terlihat kekanak-kanakan, dibilang anak-anak tapi ukuran tubuhnya sudah besar.
Oleh sebab itu remaja di cirikan oleh Hurlock sebagai berikut:
1. Masa remaja sebagai periode penting
2. Masa remaja sebagai periode peralihan
3. Masa remaja sebagai periode perubahan
4. Masa remaja sebagai usia bermasalah
5. Masa remaja sebagai masa mencari identitas
6. Masa remaja sebagai sebagai usia yang menimbulkan ketakutan
7. Masa remaja sebagai masa yang tidak realististik
Dari ke tujuh ciri-ciri tersebut, merupakan gambaran umum yang terjadi pada usia remaja memerlukan perhatian dan perlakuan khusus oleh orang tua, guru, lingkungan, dan masyarakat, bahkan pembuat kebijakan dan pemegang kekuasaan. Masa remaja inilah menjadi tantangan terberat sekaligus peluang terbesar untuk membangun manusia Indonesia seutuhnya.
B. Pergaulan
Pergaulan berasal dari kata gaul yang diartikan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia sebagai hidup berteman (bersahabat). Pergaulan merupakanproses interaksi yang dilakukan oleh individu dengan individu lain, atau dapat juga antara individu dengan kelompok, yang artinya manusia sebagai makhluk sosial tak akan pernah lepas dari kebersamaan dengan manusia lain. Pergaulan mempunyai pengaruh yang besar dalam pembentukan kepribadian seorang individu. Pergaulan yang ia lakukan itu akan mencerminkan kepribadiannya, baik pergaulan yang positif maupun pergaulan yang negatif. Pergaulan yang positif itu dapat berupa kerja sama antarindividu atau kelompok guna melakukan hal–hal yang positif. Sedangkan pergaulan yang negatif itu dapat mengarah kepada risiko yang dapat mengancam masa depan seorang individu. Hal itulah yang harus dihindari, terutama bagi remaja yang masih mencari jati dirinya. Dalam usia remaja ini, biasanya seseorang sangat labil, mudah terpengaruh terhadap bujukan dan bahkan dia ingin mencoba sesuatu yang baru yang mungkin dia belum tahu apakah itu baik atau tidak.
C. Sehat
Sehat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai baik seluruh badan atau bagian-bagiannya (bebas dari sakit). Sehat adalah suatu kondisidi mana segala sesuatu berjalan normal dan bekerja sesuai fungsinya dan sebagaimana mestinya. Secara sederhana, sehat sinonim dengan kondisi tidak sakit. Seiring perkembangan zaman, kata sehat tidak hanya berhubungan dengan tubuh, tetapi juga segala sesuatu yang dapat bekerja, jika berlangsung secara normal dan semestinya maka akan disebut dengan sehat. Tetapi jika mengalami gangguan, maka disebut dengan istilah tidak sehat. Pengertian sehat menurut WHO atau Organisasi Kesehatan Dunia adalah suatu keadaan yang sempurna, baik fsik, mental, maupun sosial, tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan. Defnisi sehat menurut WHO ini adalah sehat secara keseluruhan, baik jasmani, rohani, lingkungan berikut faktor-faktor serta komponen-komponen yang berperan di dalamnya. Sehat menurut WHO terdiri dari suatu kesatuan penting 4 komponen dasar yang membentuk ‘positive health’, yaitu:
o o sehat jasmani,o sehat mental,o sehat spiritual, o kesejahteraan sosial.
Pengertian sehat menurut UU No.23 / 1992
Pengertian sehat menurut UU No. 23/1992 adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan hidup produktif secara sosial danekonomi. Artinya, seseorang dikatakan sehat jika tubuh, jiwa, dan kehidupan sosialnya berjalan dengan normal dan sebagaimana mestinya. Jika salah satu komponen tersebut terganggu, maka kehidupannya akan menjadi tidak sehat. Kesimpulan dari beberapa pengertian sehat di atas adalah suatu kondisi di mana segala sesuatu berjalan normal dan bekerja sesuai fungsinya, tidak menderita suatu penyakit atau kelemahan, baik jasmani, rohani maupun sosial.
Pergaulan sehat dapat juga diartikan sebagai proses interaksi yang dilakukan oleh individu dengan individu, atau individu dengan kelompoknya dengan normal, baik tubuh, jiwa maupun kehidupan sosialnya. Yang dimaksud normal adalah para remaja menyadari bahwa pergaulan sesama teman dan
kelompoknya adalah suatu keharusan untuk menjalankan fungsi sosialnya agar setiap anak memperoleh keuntungan pribadi dalam hal perkembangan kepribadiannya.
Setelah kita bahas satu demi satu pengertian dan permsalahan yang dihadapi para remaja masa kini.
Pergaulan sehat pada remaja
Berikut ini beberapa langkah dan cara bergaul secara sehat .
1. Adanya kesadaran beragama bagi remaja
Bagi anak remaja, sangat diperlukan adanya pemahaman, pendalaman, serta ketaatan terhadap ajaran agama. Kenyataan sehari-hari menunjukkan bahwa remaja yang melakukan pergaulan tidak sehat sebagian besar kurang memahami norma agama. Oleh karena itu, kita harus memiliki kesadaran
beragama agar tidak terjerumus dalam pergaulan yang tidak sehat.
2. Memiliki rasa setia kawan
Rasa setia kawan dibutuhkan agar dapat terjalin hubungan sosial remaja yang baik, rasa setia kawan dalam hal-hal yang positif dan bukan sebaliknya.
3. Memilih teman
Maksud dari memilih teman adalah untuk mengantisipasi agar kita tidak terpengaruh dengan sifat yang tidak baik/sehat. Walaupun begitu, teman yang pegaulannya buruk tidak harus kita asingkan, melainkan kita tetap berteman dengannya tapi harus menjaga jarak. Jangan terlalu dekat/akrab
dengan orang yang memiliki sifat yang tidak baik/sehat.
4. Mengisi waktu dengan kegiatan yang positif
Manfaatkan waktu luang dengan hal yang positif. misalnya diarahkan untuk mengembangkan keterampilan atau penyaluran bakat olahraga, memperdalam kajian agama, menulis cerpen, menggambar, atau lainnya.
5. Laki-laki dan perempuan memiliki batasan-batasan tertentu
Remaja harus menjaga jarak dengan lawan jenisnya sesuai dengan norma agama dan norma sosial di Indonesia. Misalnya menyapa teman lawan jenis dengan sapaan yang baik, bersahabat dan berteman dengan lawan jenis dengan saling menghormati dan menghargai, memakai pakaian yang
sesuai dengan situasi dan kondisi serta tidak mempertontonkan aurat dan
sebagainya.
6. Menstabilkan emosi
Kita harus mampu mengendalikan emosi diri kita, jangan sampai emosiyang menguasai diri kita. Sabar adalah salah satu kunci penguasaan emosi.Cobalah melatih diri dalam menyelesaikan masalah dengan komunikasi, bukan dengan amarah atau emosi.
Bagaimana Sikap-sikap dalam pergaulan remaja
1. Penampilan fsik
Tidak menjadi jaminan bahwa seseorang akan disukai karena penampilan fsiknya, tetapi umumnya orang yang bersih dan rapi banyak disukai. Bagaimanapun kemasan penampilan fsik merupakan nilai estetis yang bisa mendukung kesan pertama seseorang di mata orang lain. Kita tidak perlu berlebihan atau memaksakan diri untuk mendapat kesan yang baik. Kesederhanaan, kebersihan, dan kerapian penampilan pasti disukai meskipun tidak mewah seperti selebritis. Penampilan fsik jangan diartikan
dengan tampil mewah, tampil bersih dan rapih dapat mencerminkan kebersihan diri dan pribadi seseorang.
2. Berbicara dan bersikap sopan
Orang bijak sering mengatakan bahwa “mulutmu adalah harimaumu” atau “kata-kata itu ibarat pedang.” Ucapan yang salah dapat menyakiti hati orang lain. Karena itulah, kita harus berusaha menjaga bicara kita. Kesopanan bisa menimbulkan kesan pertama yang baik saat kita berkenalan dengan teman baru atau dengan lingkungan yang baru. Demikian pula dalam pergaulan sehari-hari kita di sekolah atau di rumah.
3. Biasakan untuk memberi dan berbagi
Hal ini bisa dimulai dari hal yang sepele. Saat kita punya makanan kecil, paling tidak tawari teman kita. Kalau makanannya sedikit, usahakan jangan makan di depan teman-teman kita. Sikap seperti ini menunjukkan bahwa kita peduli dengan sekeliling kita dan menjaga perasaan orang lain.
4. Hindari pembicaraan yang kurang bermanfaat
Gosip atau menyebarkan desas-desus kelihatannya mengasyikkan tetapi sikap seperti ini mencerminkan bahwa kita gemar mengungkap aib orang lain dan menyebarkan berita yang belum tentu kebenarannya. Agama juga melarang bergunjing karena bisa menimbulkan ftnah dan menyakiti orang lain.
5. Mencuri dengar
Kebiasaan mencuri dengar atau menguping pembicaraan orang lain adalah kebiasaan yang tidak disukai. Meskipun kita merasa akrab, kita tetap harus tahu dan menghargai batasan hal-hal yang bersifat pribadi. Ketika teman menerima telepon, usahakan jangan menyimak obrolannya supaya kita
tidak dituduh selalu ingin tahu urusan orang lain.
6. Bersikap peduli saat teman sedang mencurahkan isi hatinya
Simak cerita teman yang sedang mencurahkan isi hatinya baik-baik dan pahami permasalahannya. Kalau kita tidak bisa memberikan solusi yang tepat, setidaknya kita menjadi pendengar yang baik. Dengan begitu, dia akan merasa bebannya berkurang dan dihargai sebagai teman, selanjutnya jaga kerahasiaan teman.
7. Rendah hati
Biasakan rendah hati dan jangan terlalu membanggakan diri sendiri atau keluarga di setiap obrolan dengan teman. Kalau terlalu sering membanggakan diri sendiri atau keluarga, kita akan dikatakan sombong dan tinggi hati. Akuilah dan hargailah kelebihan orang lain karena dengan begitu kita akan terbiasa mengakui dan menghargai kelebihan orang lain. Hal ini akan memupuk jiwa besar dan lapang dada.
8. Jadilah diri sendiri
Tunjukkan siapa diri kita. Bersikap tegas dan tidak mengorbankan diri untuk sekedar diakui lingkungan pergaulan merupakan benteng bagi kita juga dalam menyikapi pengaruh lingkungan pergaulan kita. Sikapsikap tersebut memang terlihat sepele, tetapi dapat menghiasi kecantikan akhlak seseorang. Bila semua itu kita lakukan dengan tulus, kita bisa disukai dalam pergaulan.
Demikian tuisan ini sebagai bagian pertama. Insha Allah tulisan pada bagian kedua akan di bahas pergaulan remaja secara tidak sehat dan bagaimana cara pencegahannya.
Semoga bermanfaat. Amiin
Sumber:
https://www.bacaki.id/2016/04/menjadi-remaja-unggul.html
Buku PJOK Kelas X
Buku: Remaja Unggul, Kamukah itu ? oleh Imam Ratrioso, penerbit Nobel edumedia 2008
http://www.definisi-pengertian.com/2015/05/definisi-dan-pengertian-remaja.html
https://news.detik.com/berita/d-5156121/miris-kelompok-remaja-di-jakarta-barat-aksi-tawuran
https://bnn.go.id/penggunaan-narkotika-kalangan-remaja-meningkat/