• Ming. Mar 26th, 2023

MACCAKI.COM

Olah Raga, Olah Hati, Olah Pikir

Lempar Lembing bag.2 (Teknik awalan dan peraturan lomba)

Bysyathir

Jan 19, 2020


Materi lalu telah di bahas tentang lempar lembing mengenai cara pegangan dalam melakukan lempar lembing. Materi ini adalah lanjutan dari materi sebelumnya. Akan membahas  Teknik awalan, dan peraturan lomba lempar lembing
A. Latihan membawa lembing
Ada tiga cara membawa lembing sewaktu melakukan awalan. Pelempar dapat memelih salah satu yang sesuai dengannya.
1)    Dibawa di atas bahu dengan mata lembing mengarah serong ke atas. Cara ini umumnya digunakan oleh yang menggunakan awalan dengan gaya jingkat atau gaya Amerika atau American Hop (lihat Gambar A).
2)    Dibawa di muka bahu dengan mata lembing mengarah serong ke bawah. Cara ini banyak digunakan oleh pelempar yang menggunakan awlan langkah silang atau gaya Firlandia (lihat Gambar B).
3)    Dibawa dengan mata lembing di bawah. Lengan kanan yang memegang lembing lurus ke bawah, mata lembing arahnya seron ke atas, ekor lembing dekat tanah. Cara membawa lembing ini untuk memudahkan pelempar memperoleh posisi siap melakukan lemparan setelah melakukan awalan (lihat Gambar C).

pub-9165548833549

a.  Latihan Dasar Lemparan
Dalam latihan lempar lembing dikenal  2 (dua) cara; yaitu tanpa awalan dan memakai awalan
1.   Latihan lempar lembing tanpa awalan
1)    Lembing dipegang dengan cara yang sesuai dengan keinginan.
2)    Langkahkan kaki kanan ke belakang cukup  lebar, disertai dengan memiringkan badan ke belakang, sehingga berat badan berada di kaki kanan.
3)    Tangan yang memegang lembing lurus di belakang serong ke bawah, dan lutut kaki kanan dan kiri lurus. Pandangan sebentar melihat ke arah tangan kanan, lalu ke arah samping kiri serong ke atas, kemudian ke arah sasaran lemparan.
4)    Tangan yang memegang lembing digerakkan dengan  gerakan melempar lembing, disertai dengan memutar badan ke kiri, sehingga posisi badan menghadap ke depan, serta melewati di atas bidang bahu.
5)    Kemudian meluruskan kaki belakang dan kaki depan. Pada saat itu, lembing segera dilepaskan dari genggaman disertai gerak lecutan pergelangan tangan.
6)    Setelah lembing lepas dari tangan kanan, kaki kanan disilangkan ke depan untuk menggantikan posisi kaki kiri, untuk menjaga keseimbangan tubuh agar badan tidak jatuh ke depan.


2.   Latihan lempar lembing dengan awalan langkah jingkat
1)    Awalan
Awalan dapat dilakukan dengan berlari sebanyak 13 langkah, kemudian ditambah lagi dengan 3 langkah untuk persiapan dan melaksanakan lemparan. Dari 13 langkah ini, terbagi menjadi dua bagian, yaitu 7 langkah dilakukan dengan 1/3 kecepatan dan 6 langkah dengan 3/4 kecepatan. Pembagian ini hanya sekedar pedoman saja, yang pada praktinya boleh dikurangi atau ditambah jumlah langkahnya.
2)    Saat langkah jingkat
Setelah mengambilan awalan lari, kemudian pada langkah ke-5, saat kaki kanan sampai pada tanda yang kedua, tangan kanan meluruskan lembing ke belakang bawah. Kemudian pada saat kaki kiri melangkah, mulai dari kaki kanan melakukan jingkat dengan langkah lebar/panjang sambil menarik badan ke samping. Gerakan jingkat dilakukan dari mulai langkah ke-5 sampai langkah ke-7, atau dilakukan lebih kurang 2 sampai 4 langkah.

 

3)    Sikap melempar
Pada sikap ini dimulai dari tangan kanan yang membawa lembing, kemudian lembing dijulurkan langsung dari atas pundak ke belakang badan. Kaki kiri dilangkahkan jauh ke depan, dan badan diputar ke kanan bersamaan dengan gerakan lembing ke belakang. Langkah ketiga dengan kaki kanan merupakan langkah untuk melempar lembing ke atas serong ke depan, dengan sudut lemparan lebih kurang 40 derajat. Lembing dilepas di atas, agak ke muka sedikit dari pundak kanan.
4)    Lemparan lembing
a)   Begitu kaki kiri mendarata dengan ujung kaki menjurus ke arah lemparan, kaki kanan diputar dan digerakkan ke atas muka. Panggul diputar ke kiri dan badan ditegakkan.
b)   Lembing terangkat ke atas, dan siku dibengkokkan sedikit, sehingga gerakan lemparan sudah dimulai. Lengan kiri dibawa ke samping, boleh lurus atau bengkok, dan kepala sudah menghadap ke arah lemparan lembing.
c)   Badan ke depan, bersama dengan penekukan siku kanan, dan siku ini mendahului tangan yang memegang lembing, sehingga lembing dapat dilemparkan sekuat-kuatnya.
d)   Lepaskan lembing kira-kira di atas dan agak ke depan sedikit dari pundak kanan.
5)    Sikap akhir melempar lembing
Untuk dapat menjaga keseimbangan badan tetap baik setelah melepaskan lembing, yaitu saat kaki kanan dilangkahkan ke depan, menggantikan posisi kaki kiri yang diayun ke belakang, kaki kanan ikut mengerem lajunya badan ke muka dengan jalan dipindahkan ke depan dekat garis batas lemparan, dan kaki kiri ditarik lurus ke belakang atau agak ke samping kiri.
A.Peraturan Perlombaan Lempar Lembing
a.  Bahan / materi lembing
Ada tiga bagian lembing, yaitu mata lembing (terbuat dari metal), badan lembing (terbuat dari kayu atau metal) dan tali pegangan lembing yang terletak melilit titik pusat gravitasi lembing. Ukuran lembing untuk putra dan putri :
1)    Panjang lembing untuk putra : 2,6 – 2,7 meter
2)    Panjang lembing untuk putri  : 2,2 – 2,3 meter
b.  Lintasan awalan
1)    Lintasan awalan harus dibatasi garis 5 cm terpisah 4 meter
2)    Panjang lintasan awalan minimal : 30 meter – maksimal 36,5 meter
c.  Lengkung lemparan
Lengkung harus dibuat dari kayu atau metal, dicat putih lebar 7 cm, datar dnegna tanah sekeliling, dan merupakan busur (lengkungan) dari lingkaran yang berjari-jari 8 meter. Garis 1,5 meter dibuat dari titik temu garis lintasan awalan dengan lengkung lemparan, menyiku ke luar.
d.  Sudut lemparan
Dibentuk dengan dua garis yang dibuat dari titik pusat lengkung-lemparan dengan sudut 29 derajat memotong kedua ujung lengkung-lemparan, tebal garis sektor 5 cm.
e.  Peraturan-peraturan umum
1)    Lembing harus dipegang pada tempat pegangan.
2)    Lemparan sah bila mata lembing harus menancap atau mengores tanah di sektor lemparan.
3)    Lemparan tidak sah bila sewaktu melempar menyentuh lengkung lemparan, atau garis 1,5 meter samping atau menyentuh tanah di depan lengkung lemparan.
4)    Sekali pelempar mulai melempar, pelempar tidak boleh memutar badan sepenuhnya, sehingga punggung menghadap ke arah lengkung lemparan.
5)    Lemparan harus dibuat lewat di atas bahu.
6)    Jumlah lemparan yang diperoleh adalah sama seperti pada tolak peluru dan lempar cakram.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *